Minggu, 04 September 2022

Mengimplementasikan Budaya Positif di Sekolah

Mengimplementasi Budaya Positif di SMK Negeri 1 Salatiga

A. Pemahaman Konsep Budaya Positif

Perwujudan nilai-nilai atau keyakinan secara universal yang diterapkan di sekolah disebut Budaya Positif. Penerapan Budaya positif diawali dengan perubahan paradigma tentang teori kontrol. Selama ini sebagai seorang guru, kita berkewajiban mengontrol perilaku siswa supaya memiliki perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Semua perilaku siswa pasti memiliki tujuan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar siswa dan teori motivasi perilaku manusia. Dibawah ini disajikan 5 posisi kontrol dan 5 kebutuhan dasar manusia.



Posisi kontrol yang tepat dilakukan sebagai seorang guru adalah posisi sebagai manajer. Sebagai manajer,  guru menempati posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua   posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri.   Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan  membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata: 

“Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas) 

“Apakah kamu meyakininya?” 

“Jika kamu menyakininya, apakah kamu  bersedia memperbaikinya?” 

“Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?” 

“Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?” 

Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya.  Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat. Berikut ini tahapan restitusi yang bisa dilakukan seorang manajer:


Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman. 

B. Implementasi Budaya Positif di SMK Negeri 1 Salatiga

Sebagai wujud dalam aksi nyata modul 1 Calon Guru Penggerak Angkatan V beberapa budaya positif yang sudah diterapkan antara lain.

1. Membiasakan Semangat dalam memulai KBM dan Memupuk Nasionalisme

Semangat pagi memiliki dampak yang luar biasa bagi siswa, dimana jika aktivitas awal dimulai dengan semangat maka akan berdampak memberi energi positif untuk jam-jam selanjutnya.  Bila di awal pelajaran, seorang guru mampu membangkitkan "semangat pagi", maka akan diikuti perasaan untuk selalu optimis dan yakin akan tercapainya suatu mimpi dengan ambisi. Di pagi hari tubuh dan otak masih dalam keadaan prima. Inilah saat terbaik memberikan energi positif bagi siswa.

Menanamkan semangat pagi kepada anak-anak dapat dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya maupun lagu-lagu perjuanagn lainnya. Disamping menyanyikan lagu-lagu perjuangan, puitisasi tentang pahlawan dan perjuangan para pahlawan bisa juga dikombinasikan. Sementara siswa menyanyi di kelas, satu orang lainnya bisa membaca puisi penuh penghayatan. Suasana seperti ini bisa menggetarkan hati dan menumbuhkan benih-benih semangat kebangsaan.

2. Gerakan Jumat Bersih

Kebiasaan membersihkan lingkungan bisa kita jadikan sebagai kebiasaan positif. Di SMK Negeri 1 Salatiga Kegiatan jumat bersih sudah rutin dilaksanakan. Sebagai bagian dari SMK Negeri 1 Salatiga, sudah seharusnya gerakan ini didukung bersama. Wujud nyata dukungan tersebut dengan mensupport dan berperan aktif dalam gerakan Jumat Bersih. Guru ikut membikin fliyer Jumat bersih dan terlibat aktif mendampingi siswa dalam metrapikan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dan menjaga kebersihan.



3. Satu hari satu motivasi

Salah satu metode yang bisa dilakukan oleh seseorang guna membangkitkan semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam memberikan motivasi/ penguatan baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi yang bersumber dari dalam dan motivasi yang bersumber dari luar siswa. Aksi nyata ke tiga yang dilakukan guru adalah gerakan satu hari satu motivasi.  Motivasi ini diberikan secara harian ke whatsapp grup kelas maupun status guru, dengan tujuan dapat menjadi salah satu media untuk menumbuhkan motivasi anak. Motivasi tersebuit dibuat dalam bentuk fliyer maupun video motivasi. Contoh motivasi sebagai berikut:



4. Gerakan Literasi Sekolah

Untuk mensukseskan Literasi sekolah, guru berperan aktif dalam menggiatkan gerakan literasi tersebut dengan berbagai aksi nyata antara lain: 15 menit jam awal siswa diberi kesempatan membaca buku fiksi maupun  non fiksi. Kebiasaan ini sangat baik dilaksanakan untuk membiasakan siswa dalam berliterasi. Selain hal tersebut, guru juga biasa menyapa siswa dalam berpantun ria. Contoh pantun yang digunakan guru dalam menyapa murid:
        Mbak Gigi pergi memantik
        Di Ujung lahat rtemui mbak Gia
        Selamat pagi anak-anak cantik
        Semoga sehat dan bahagia
Siswapun menjawab pantun guru tersebut
        Tomat dan ragi di makan itik
        Selamat pagi bu guru cantik
        Ke pasar membeli manggis
        Pagi juga bu nining manis

5. Merangsang kreativitas anak

Untuk merangsang kreativitas anak, ada berbagai metode dan strategi pembelajaran yang bisa diterapkan. Sebagai aksi nyata untuk membiasakan budaya kompetisi yang sehat, membudayakan berkarya setiap saat guru melakukan beberapa terobosan antara lain

a. Mengajar Akuntansi dengan menggunakan metode puisi. Guru membuat puisi yang kata-katanya berkaitan dengan akuntansi. Anak disuruh membaca, menelaah dan mencari makna di balik puisi tersbut. Ternyata dengan metode pembelajaran yang tidak biasa tersebut, anak-anak merasa sangat senang dan tertantang juga untuk membuat puisi-puisi al akuntansi. Berikut ini adalah contoh puisi bergaya akuntansi yang digunakan dalam pelajaran:



b. Game edukatif, dilakukan guru untuk menanamkan semangat berjuang dan melatih kebiasaaan untuk berinovasi. Guru membuat game edukatif yang dapat digunakan anak untuk belajar dengan cara yang berbeda. Anak-anak dilatih untuk berpikir cepat, strategis dan tepat sasaran. Berikut contoh game edukatif yang dibuat guru:


6. Menerapkan Posisi kontrol sebagai manajer

Aksi nyata yang ke enam adalah menerapkan Segitiga Restitusi dalam menangani masalah yang terjadi sehingga guru sebisa mungkin berusaha berada dalam posisi kontrol sebagai manajer  dalam memecahkan masalah yang ada. Untuk video lengkapnya dapat ditonton pada link yuotobe berikut ini:

https://youtu.be/W9oez-7HsyM

Demikain Aksi Nyata Modul 1, Semoga bermanfaat

#cgp
#gurupenggerak
#guru
#aksinyata
#aksinyatamodul1
#calongurupenggerak
#cgpv